Tuesday 23 September 2014

THE FAULT IN OUR STARS


1
#15MENIT - APA SAJA YANG DITAWARKAN 'THE FAULT IN OUR STARS' DALAM 15 MENIT PERTAMANYA? SATU HAL YANG PALING MEREBUT PERHATIAN KAMI ADALAH, "KOK BISA-BISANYA ORANG TUA HAZEL GRACE (PENGIDAP KANKER TIROID) MEMBIARKAN ANAKNYA PERGI BERDUA DENGAN ORANG ASING YANG SEDANG MENGGIGIT ROKOK DI MULUTNYA?" BERIKUT ADALAH BEBERAPA HAL YANG KAMI SIMAK DI PARUH PERTAMA FILM INI >


01:21 –  “Late in winter on my seventeenth year, my mother decided that i was depressed,” adalah hal pertama yang ditulis oleh John Green dalam buku ‘The Fault in Our Stars’. Tribut yang menyenangkan rasanya bagi para pembaca bukunya untuk menyaksikan adegan tersebut sebagai pembuka film. Bagi Hazel, jelas jauh dari menyenangkan, rasanya seperti sudah jatuh kanker tertimpa depresi. Pembelaan bagus darinya, “Depresi bukan efek samping kanker, depresi adalah efek samping dari sekarat.”

01.50 – ‘An Imperial Affliction’, satu-satunya buku yang dibaca Hazel Grace, ditulis oleh Peter van Houten.  Kutipan favorit Hazel, “Pain demands to be felt.” muncul sekilas, menegaskan kekhawatiran ibunya, bahwa ia depresi. “I’m not depressed!” ujar Hazel setengah berteriak pada ibunya. Acungan jempol untuk Shailene Woodley yang memerankan Hazel, semakin kencang ia membantah, semakin jelas di sayu matanya jika ia depresi.

02.38 – St Patrick’s Day. Sayang sekali ia hanya muncul beberapa menit di awal film. Satu dari dua karakter (selain Issac ‘Always’) yang membawa unsur komikal dalam film ini. Tepuk tangan meriah untuk kemampuannya merajut karpet ‘The Heart of Jesus’ dan menciptakan lagu. Mari kita bernyanyi bersama, “Christ is our friend, and he’ll be there till the end. Christ, Christ!

06.30 – Augustus Waters. Remaja berbibir kiyut yang harus hidup dengan satu kaki karena  osteosarcoma. Salah satu chemistry terbaik di 15 menit pertama film ini ketika ia menatap tajam ke Hazel yang jadi kikuk. Alis Hazel terangkat sambil balik menatap seolah berkata dalam hati, “Naon maneh, naon?”

12.34 – The Metaphor. Am i the only one here who doesn’t care about that cigarette metaphor? Karena yang paling penting di menit-menit ini ketika sang ibu menjemput Hazel, “Hey sweetheart, is it (American Next) Top Model time?” Meski di awal film Hazel mengklaim bahwa ia adalah ‘Keith Richards of cancer kids’, ia tetap seorang remaja yang selalu melakukan apapun yang ia suka: termasuk menonton acara reality show yang kadang tak esensial. “Mereka tak perlu punya alasan panjang untuk melakukan apa yang mereka mau,” ujar John Green ketika diminta mendefinisikan kata: ‘remaja’.


2
Begitulah, setidaknya kami sudah punya lima alasan dan pertanyaan mengapa harus menyelesaikan ‘The Fault in Our Stars’ yang berdurasi 132 menit ini. Kami penasaran dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan: Apakah Hazel nanti mati? Kalau mati apakah karena kanker atau depresi? Apa pentingnya buku ‘An Imperial Affliction’ dalam hidup Hazel?

Lalu penasaran bagaimana Shailene Woodley dan Ansel Elgort yang sebelumnya bermain sebagai adik-kakak di ‘Divergent’ membangun chemistry sebagai ‘kakak-adek ketemu gede’ di film ini? Apakah kami masih dapat kesempatan untuk mendengar lagu lain dari Patrick? Atau malah Augustus Waters yang bernasib buruk. Soalnya, Hazel sempat berkata, “The only thing worse than biting it from cancer, is having someone bite it from cancer.” Merujuk pada kesedihan ibunya mengurusi ia yang pesakitan.

Beberapa orang juga bilang perhatikan baju yang dipakai Augustus saat pertama kali bertemu Hazel. Ada paan? Semoga bukan karena pada akhirnya mereka berdua kaya dan bahagia sebagai pengusaha garmen yang sukses. Soalnya kami sudah beli segepok tisu, siap-siap untuk kemungkinan terburuk: nangis sesenggukan.

The Moondicator untuk #15Menit 'The Fault in Our Stars' > 4/5.


*

Ditulis Mohammad Andi Perdana (@btork) untuk The Moderntramp. ‘#15MENIT’ adalah tulisan pendek dalam rubrik Seninema: Rubrik ini mencoba untuk menilai sebuah film lebih dari sekadar figur, sampul dan judul. Karena 15 belas menit pembuka dalam sinema adalah durasi yang tepat untuk memberi kesan pertama. Pilihan setelahnya: lanjut menonton dan siap-siap terpukau; mempercepat banyak adegan film untuk mengetahui bagaimana ceritanya berakhir; atau segera mengakhiri dan melakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Tabik.

No comments:

Post a Comment