1
#15MENIT - APA SAJA YANG DITAWARKAN 'THE FAULT IN OUR STARS' DALAM 15 MENIT PERTAMANYA? SATU HAL YANG PALING MEREBUT PERHATIAN KAMI ADALAH, "KOK BISA-BISANYA ORANG TUA HAZEL GRACE (PENGIDAP KANKER TIROID) MEMBIARKAN ANAKNYA PERGI BERDUA DENGAN ORANG ASING YANG SEDANG MENGGIGIT ROKOK DI MULUTNYA?" BERIKUT ADALAH BEBERAPA HAL YANG KAMI SIMAK DI PARUH PERTAMA FILM INI >
01:21 – “Late in winter on my seventeenth year, my mother decided that i was depressed,” adalah hal pertama yang ditulis oleh John Green dalam buku ‘The Fault in Our Stars’. Tribut yang menyenangkan rasanya bagi para pembaca bukunya untuk menyaksikan adegan tersebut sebagai pembuka film. Bagi Hazel, jelas jauh dari menyenangkan, rasanya seperti sudah jatuh kanker tertimpa depresi. Pembelaan bagus darinya, “Depresi bukan efek samping kanker, depresi adalah efek samping dari sekarat.”
01.50 – ‘An Imperial Affliction’,
satu-satunya buku yang dibaca Hazel Grace, ditulis oleh Peter van Houten. Kutipan favorit Hazel, “Pain demands to be
felt.” muncul sekilas, menegaskan kekhawatiran ibunya, bahwa ia depresi. “I’m
not depressed!” ujar Hazel setengah berteriak pada ibunya. Acungan jempol untuk
Shailene Woodley yang memerankan Hazel, semakin kencang ia membantah, semakin jelas
di sayu matanya jika ia depresi.
02.38 – St Patrick’s Day. Sayang sekali
ia hanya muncul beberapa menit di awal film. Satu dari dua karakter (selain
Issac ‘Always’) yang membawa unsur komikal dalam film ini. Tepuk tangan meriah
untuk kemampuannya merajut karpet ‘The Heart of Jesus’ dan menciptakan lagu.
Mari kita bernyanyi bersama, “Christ is our friend, and he’ll be there till the
end. Christ, Christ!”
06.30 – Augustus Waters. Remaja
berbibir kiyut yang harus hidup dengan satu kaki karena osteosarcoma.
Salah satu chemistry terbaik di 15
menit pertama film ini ketika ia menatap tajam ke Hazel yang jadi kikuk. Alis Hazel
terangkat sambil balik menatap seolah berkata dalam hati, “Naon maneh, naon?”
12.34 – The Metaphor. Am i the only one here who doesn’t care
about that cigarette metaphor? Karena yang paling penting di menit-menit
ini ketika sang ibu menjemput Hazel, “Hey
sweetheart, is it (American Next) Top Model time?” Meski di awal film Hazel
mengklaim bahwa ia adalah ‘Keith Richards
of cancer kids’, ia tetap seorang remaja yang selalu melakukan apapun yang
ia suka: termasuk menonton acara reality
show yang kadang tak esensial. “Mereka tak perlu punya alasan panjang untuk
melakukan apa yang mereka mau,” ujar John Green ketika diminta mendefinisikan
kata: ‘remaja’.
2
Begitulah, setidaknya kami sudah punya lima alasan dan pertanyaan mengapa harus menyelesaikan ‘The Fault in Our Stars’ yang berdurasi 132 menit ini. Kami penasaran dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan: Apakah Hazel nanti mati? Kalau mati apakah karena kanker atau depresi? Apa pentingnya buku ‘An Imperial Affliction’ dalam hidup Hazel?
Lalu penasaran bagaimana Shailene
Woodley dan Ansel Elgort yang sebelumnya bermain sebagai adik-kakak di ‘Divergent’
membangun chemistry sebagai ‘kakak-adek
ketemu gede’ di film ini? Apakah kami masih dapat kesempatan untuk mendengar
lagu lain dari Patrick? Atau malah Augustus Waters yang bernasib buruk.
Soalnya, Hazel sempat berkata, “The only
thing worse than biting it from cancer, is having someone bite it from cancer.”
Merujuk pada kesedihan ibunya mengurusi ia yang pesakitan.
Beberapa orang juga bilang
perhatikan baju yang dipakai Augustus saat pertama kali bertemu Hazel. Ada paan?
Semoga bukan karena pada akhirnya mereka berdua kaya dan bahagia sebagai
pengusaha garmen yang sukses. Soalnya kami sudah beli segepok tisu, siap-siap untuk
kemungkinan terburuk: nangis sesenggukan.
The Moondicator untuk #15Menit 'The Fault in Our Stars' > 4/5.
*
Ditulis Mohammad Andi Perdana
(@btork) untuk The Moderntramp. ‘#15MENIT’ adalah tulisan pendek dalam rubrik
Seninema: Rubrik ini mencoba untuk menilai sebuah film lebih dari
sekadar figur, sampul dan judul. Karena 15 belas menit pembuka dalam sinema
adalah durasi yang tepat untuk memberi kesan pertama. Pilihan setelahnya: lanjut
menonton dan siap-siap terpukau; mempercepat banyak adegan film untuk
mengetahui bagaimana ceritanya berakhir; atau segera mengakhiri dan melakukan
hal lain yang lebih bermanfaat. Tabik.