Tahun lalu, Critic’s Choice Television
Awards kasih anugerah ke (salah satunya) ‘The Following’, sebagai salah satu
serial baru yang wajib ditonton. Sampai kelarnya itu serial akhir April
kemarin, memang nggak mengecewakan. Jelas saya berharap pada ‘The Bridge’, dapat
anugerah yang sama tahun ini (bareng-bareng dua serial Showtime yang saya
tunggu banget, ‘Master of Sex’ dan ‘Ray Donovan’).
10 Juli 2013, ‘The Bridge’ tayang kali
pertama di FX Network. Jelas lah saya baru nonton besoknya setelah taut unduhan
di PirateBay muncul. Ekspektasi saya nggak hancur. ‘The Bridges’ memang
menjanjikan. Banyak kemiripan dengan ‘The Following’ memang, sama-sama
mengangkat cerita tentang pembunuh berseri, tokoh utamanya detektif yang punya
masalah pribadi nan pelik.
Meski skala ceritanya lebih kecil (Ryan
Hardy di The Following, agen FBI), Sonya Cross (diperankan oleh Diane Kruger,
cantik banget) ‘cuma’ detektif di kota perbatasan El Paso, Amerika Serikat.
Tapi plotnya nggak kalah rumit, bahkan mungkin bakal jauh lebih politis
ketimbang ‘The Following’ yang menurut saya terlalu meneror.
El Paso ini merupakan kota perbatasan
dengan wilayah Mexico. Nggak tanggung-tanggung, kota yang membatasinya adalah
Ciudad Juarez, salah satu kota paling tak aman di dunia. Perbandingannya
begini, satu orang wanita mati di El Paso bisa bikin geger, tapi ratusan wanita
menghilang di Juarez seolah bukan masalah. Di kota itu kabarnya iblis bertahta.
Belum lima menit, penonton udah dibikin
geger. Seorang wanita ditemukan tewas tepat di sebuah jembatan yang memisahkan
dua negara itu. Bagian perut ke atas tergeletak di El Paso, sisanya di Juarez.
Saat itulah kali pertama Sonya bertemu Marco Ruiz yang kharismatik. Marco
adalah detektif kota Juarez di Meksiko.
“Ini orang Amerika, kami ambil kasusnya,”
ujar Sonya kala berdebat dengan Marco. Nggak debat juga sih, hehe, soalnya
Marco tak melawan. “Silakan saja ambil, kami masih punya banyak mayat yang
harus diselesaikan di Juarez.” Haha, dan Marco pun minta izin pulang untuk
tidur, sementara itu Sonya antusias mengusut kasus ini. Dia pikir, “Nanti aja
aku boboknya ama Btok.”
Bahkan iblis pun tak mengizinkan Marco
untuk tidur nyenyak malam itu. Ketika diangkat, rupanya mayat itu terpotong
dua. Perut ke atas memang orang Amerika, teridentifikasi sebagai Hakim Lorraine
Gates. Perut ke bawah adalah Cristina Fuentes, gadis Mexico yang hilang setahun
lalu. Ia hanya satu dari ratusan gadis yang menghilang dalam kurun waktu
setahun di kota kelam itu. Mau tak mau, Marco harus kerja sama dengan Sonya
yang dianggap banyak orang menyebalkan itu (tapi cantik sih, mau gimana lagi).
Padet banget pilot ‘The Bridge’. Pilot
itu ibarat gunung es bro’, kalau pucuknya memikat, banyak hal yang masih bisa
mengundang penasaran di episode-episode selanjutnya. Kejutan-kejutan macam itu
sukses dihadirkan ‘The Following’ hingga episode akhir tahun pertamanya
(SPOILER: Claire Matthews nggak mati, ia baru teken kontrak buat season dua).
Tentu saya berharap ‘The Bridges’ bakal seperti itu.
Bonusnya, ada Matthew ‘Shaggy’ Lilliard
di akhir film. Ia merupakan salah satu saksi kunci/terduga pelaku di kasus
pembunuhan hakim Lorraine. Tapi hidupnya justru terancam, gimana dong. Ah peduli amat sih ya Matthew Liliard, buat
saya sih yang penting Diane Krueger tetap hidup, tetap tegar, jangan mewek
muluk kayak Claire Danes di ‘Homeland’. Hehe.
- - -
Ditulis Btok di Radio Dalam, Jakarta
(12/7). Episode pertamanya bisa diunduh di sini >> The Bridge.