1
Lee Pace sebagai Thranduil dalam ‘The Hobbit’ membuat orientasi seksual saya,
pernah sedikit goyah (dikit banget, haha). Maka ketika namanya muncul sebagai
salah satu cast dalam serial terbaru
AMC, ‘Halt and Catch Fire’ saya tergoda untuk kembali mengetes orientasi
seksual saya. Dan kesannya sama, tanpa rambut pirang panjang yang terurai dan
mahkota tanduk rusa, dia tetap memesona.
Sampai tiba-tiba muncul Mackenzie
Davies sebagai Cameron Howe, mahasiswi drop-out
yang punya ketertarikan tinggi di bidang rakit-merakit personal computer (PC). Saya berkata sambil mesem-mesem, “Ini nih.”
sebagai alasan awal mengapa saya akan terus menonton serial ini (dan udah, lupa
aja sama Lee Pace, haha). Hobi dan obsesi yang aneh kala itu untuk ‘nak mudo’ di pertengahan tahun 1980’an.
Masa personal computer semata milik
IBM, dan lainnya mencoba mengekor, tanpa bertendensi untuk melampaui.
Lee Pace sebagai Joe MacMillan
merekrut Cameron dalam timnya. Berupaya untuk membuat revolusi di industri
komputer. “Computers aren’t the thing.
They’re the thing that gets us to the thing,” ujarnya mengutip salah satu
artikel Gordon Clark yang diperankan oleh Scoot McNairy. Ia menjadi orang terakhir
untuk melengkapi timnya. Bertiga, berniat mengubah dunia karena menganggap
banyak hal yang bisa dieksplorasi dari sebuah personal computer, tanpa harus dibatasi monopoli perusahaan besar
macam IBM.
Porsi Cameron dalam pilot ini
cukup irit. Dalam episode pertama yang rencananya baru akan diputar 1 Juni
mendatang, ‘Halt...’ lebih berfokus pada awal mula kerja sama Joe dan Gordon.
Dua-duanya punya karakter yang unik. Joe adalah seorang ambisius, pernah
bekerja di IBM sebelum akhirnya diterima di Cardiff Electric, sebuah perusahaan
kuda hitam yang mencoba mengekor IBM. Joe menjadikannya sebagai tameng
legalitas sekaligus batu loncatan untuk obsesinya.
Gordon Clark adalah pekerja biasa
di Cardiff, namun sebagai seorang perakit komputer, ia seorang jenius. Bersama
istrinya ia pernah merakit The Symphony, proyek gagal personal computer yang menghantui
Gordon hingga saat ini. Setelah membaca artikel Gordon yang menggugah dalam
majalah ‘Byte’, Joe menawarkannya sebuah kerja sama. Gordon tak ingin masuk dua
kali di lubang yang sama, terutama banyak hal yang dipertaruhkan di proyek yang
tak murah itu, terutama keluarganya. Belakangan, istri tercinta yang selalu
khawatir itu, Donna Clark (Kerry Bishe, keduanya juga berperan sebagai suami
istri di ‘Argo’) menyetujui. Sang istri tak ingin bakat luar biasa si suami
sia-sia.
Di akhir pekan yang tak kenal
waktu, dua orang itu mengotak-atik kode dasar chip IBM. Joe punya visi, dan Gordon
punya kemampuan untuk mengeksekusi. Hanya berdua, mereka mampu menjabarkan apa
yang berada di balik kode chip yang mengontrol pasar personal computer saat
itu. Kesuksesan ini yang membuahkan konflik dalam ‘Halt...’, IBM menggugat
Cardiff karena proyek personal Joe itu bocor. Dan belasan pengacara IBM
mendatangi Cardiff siap untuk membangkrutkan perusahaan itu.
John Bosworth (Toby Huss),
pejabat Cardiff kaget, ia tak tahu apa-apa, tahu-tahu perusahaannya mau
dipailitkan saja. Hanya karena ia menerima seorang revolusioner obsesif macam
Joe MacMillan di dalam perusahaannya. Joe, kepada John berkata, “Kami siap
bertanggung jawab.” Dan Gordon plus Cameron mau tak mau harus menerima
konsekuensi dari ‘kelancangan visi’ Joe.
2
Tak seperti Bosworth, Juan Jose Campanella (sang sutradara) tahu apa yang ia dan timnya kerjakan. Sebuah drama berbasis perkembangan teknologi berlatar tahun 1980’an. Visinya, ia benar ingin menciptakan kondisi saat ini dengan akurasi yang berkelas. Tata suara dan musik latar ‘Halt...’, saya suka banget. Salut pun untuk penata busana serial ini yang bisa menampilkan Joe dan Cameron sebagai sosok cool pada masanya, seperti Don Drapper dan wanita-wanitanya dalam ‘Mad Men’ di tahun 1960-an.
Tak seperti Bosworth, Juan Jose Campanella (sang sutradara) tahu apa yang ia dan timnya kerjakan. Sebuah drama berbasis perkembangan teknologi berlatar tahun 1980’an. Visinya, ia benar ingin menciptakan kondisi saat ini dengan akurasi yang berkelas. Tata suara dan musik latar ‘Halt...’, saya suka banget. Salut pun untuk penata busana serial ini yang bisa menampilkan Joe dan Cameron sebagai sosok cool pada masanya, seperti Don Drapper dan wanita-wanitanya dalam ‘Mad Men’ di tahun 1960-an.
Namun yang paling mumpuni adalah
karakter-karakter di dalam serial ini. Menyenangkan melihat Joe yang baru saja
sedikit frustasi bersikap destruktif dengan tongkat dan bola baseball di kamar
apartemennya. Menarik melihat Gordon kembali punya ‘darah segar’ ketika merakit
komputer di garasi rumahnya. Dan Cameron, ah, apa-apa juga dia mah menarik.
AMC punya tradisi bagus untuk merekonstruksi
masa silam. ‘Mad Men’ di New York era 1960 masih terus berkibar. ‘Breaking Bad’
yang mengambil latar waktu pertengahan 1990-an, bintang lima! Sangat besar
harapan saya, ‘Halt...’ punya standar yang sama dengan dua opus magnum itu.
Jangan seperti ‘Turn’ yang kembali jauh ke belakang, era perang sipil di
Amerika, tapi seleranya serba kurang.
Besar harapan saya karena ‘Halt...’ punya Lee Pace dan sepasang kekasih
alumni Argo. Ketiganya punya karakter kuat, bahkan bila kelak plotnya jadi tiba-tiba
membosankan (atau mungkin sulit dimengerti karena terlalu teknis). Plus, Mackenzie
Davis bisa menjadi meteor baru yang saya harap beberapa tahun mendatang bisa
sering muncul di layar kaca. Mungkin untuk yang belum sadar, ia sebenarnya
Robin Scherbatsky yang tak memilih karir di layar kaca, pindah ke New York dan
bertemu Ted Mosby dkk. Ia adalah Robin Scherbatsky yang tak punya tujuan hidup,
berbakat di dunia komputer, disekolahkan orang tuanya di Texas, dan berpikir, “I’m
too cool to school!”
Satu hal dari Cameron tentang
serial ini dalam wawancara dengan Crave Online di SXSW 2014, “I feel like the pilot episode is the tamest
episode of the season. It’s just so sweet. We are monsters after this.”
Potensi itu sudah terlihat dalam sosok Joe, yang merepresentasikan pengusaha
muda rakus yang punya kecenderungan sociopath di tahun 1980’an. Bahkan Lee Pace
sendiri menyebut karakternya, “Then I
looked again and saw someone who looked like Steve Jobs, a little like Donald
Trump in the early 1980s,a little like
Gordon Gekko, and a little like the guy with 80s greed. He just wants to make a
computer for you. It will serve your life and help you connect the dots."
Ah, me-nye-nang-kan!
Dan saya menunggu saat-saat di
mana tiga sosok yang di awal menimbulkan simpati itu, menjadi tak terkendali seperti Don Drapper di ‘Mad Men’ dan Heisenberg di ‘Breaking Bad’. Monster yang
tak pernah kita takut, karena akuilah, karena kita tak perlu takut dengan apa yang bersemayam dalam diri,
dan sesungguhnya, kita membutuhkan itu.
/
‘Halt and Catch Fire’, AMC, 45 minutes (10 episodes, per June 1st,
2014). Directed by: Juan Jose Campanella. Starring: Lee Pace, Mackenzie Davis,
Scoot McNairy. IMDb Ratings: TBA, The Moderntramp Ratings: 8,2/10, X)