Friday 12 July 2013

THE BRIDGE


Tahun lalu, Critic’s Choice Television Awards kasih anugerah ke (salah satunya) ‘The Following’, sebagai salah satu serial baru yang wajib ditonton. Sampai kelarnya itu serial akhir April kemarin, memang nggak mengecewakan. Jelas saya berharap pada ‘The Bridge’, dapat anugerah yang sama tahun ini (bareng-bareng dua serial Showtime yang saya tunggu banget, ‘Master of Sex’ dan ‘Ray Donovan’).
10 Juli 2013, ‘The Bridge’ tayang kali pertama di FX Network. Jelas lah saya baru nonton besoknya setelah taut unduhan di PirateBay muncul. Ekspektasi saya nggak hancur. ‘The Bridges’ memang menjanjikan. Banyak kemiripan dengan ‘The Following’ memang, sama-sama mengangkat cerita tentang pembunuh berseri, tokoh utamanya detektif yang punya masalah pribadi nan pelik.
Meski skala ceritanya lebih kecil (Ryan Hardy di The Following, agen FBI), Sonya Cross (diperankan oleh Diane Kruger, cantik banget) ‘cuma’ detektif di kota perbatasan El Paso, Amerika Serikat. Tapi plotnya nggak kalah rumit, bahkan mungkin bakal jauh lebih politis ketimbang ‘The Following’ yang menurut saya terlalu meneror.
El Paso ini merupakan kota perbatasan dengan wilayah Mexico. Nggak tanggung-tanggung, kota yang membatasinya adalah Ciudad Juarez, salah satu kota paling tak aman di dunia. Perbandingannya begini, satu orang wanita mati di El Paso bisa bikin geger, tapi ratusan wanita menghilang di Juarez seolah bukan masalah. Di kota itu kabarnya iblis bertahta.
Belum lima menit, penonton udah dibikin geger. Seorang wanita ditemukan tewas tepat di sebuah jembatan yang memisahkan dua negara itu. Bagian perut ke atas tergeletak di El Paso, sisanya di Juarez. Saat itulah kali pertama Sonya bertemu Marco Ruiz yang kharismatik. Marco adalah detektif kota Juarez di Meksiko.
“Ini orang Amerika, kami ambil kasusnya,” ujar Sonya kala berdebat dengan Marco. Nggak debat juga sih, hehe, soalnya Marco tak melawan. “Silakan saja ambil, kami masih punya banyak mayat yang harus diselesaikan di Juarez.” Haha, dan Marco pun minta izin pulang untuk tidur, sementara itu Sonya antusias mengusut kasus ini. Dia pikir, “Nanti aja aku boboknya ama Btok.”


Bahkan iblis pun tak mengizinkan Marco untuk tidur nyenyak malam itu. Ketika diangkat, rupanya mayat itu terpotong dua. Perut ke atas memang orang Amerika, teridentifikasi sebagai Hakim Lorraine Gates. Perut ke bawah adalah Cristina Fuentes, gadis Mexico yang hilang setahun lalu. Ia hanya satu dari ratusan gadis yang menghilang dalam kurun waktu setahun di kota kelam itu. Mau tak mau, Marco harus kerja sama dengan Sonya yang dianggap banyak orang menyebalkan itu (tapi cantik sih, mau gimana lagi).
Padet banget pilot ‘The Bridge’. Pilot itu ibarat gunung es bro’, kalau pucuknya memikat, banyak hal yang masih bisa mengundang penasaran di episode-episode selanjutnya. Kejutan-kejutan macam itu sukses dihadirkan ‘The Following’ hingga episode akhir tahun pertamanya (SPOILER: Claire Matthews nggak mati, ia baru teken kontrak buat season dua). Tentu saya berharap ‘The Bridges’ bakal seperti itu.
Bonusnya, ada Matthew ‘Shaggy’ Lilliard di akhir film. Ia merupakan salah satu saksi kunci/terduga pelaku di kasus pembunuhan hakim Lorraine. Tapi hidupnya justru terancam, gimana dong. Ah peduli amat sih ya Matthew Liliard, buat saya sih yang penting Diane Krueger tetap hidup, tetap tegar, jangan mewek muluk kayak Claire Danes di ‘Homeland’. Hehe.
- - -
Ditulis Btok di Radio Dalam, Jakarta (12/7). Episode pertamanya bisa diunduh di sini >> The Bridge.

No comments:

Post a Comment