via NY Daily Times |
Bakal gila nih, reality show terbaru
keluaran Discovery Channel, ‘Naked and Afraid’ (premiere, 23 Juni 2013, atau dalam Bahasa Sunda, B2B, ‘Bulucun dan
Borangan’). Semacam ‘Survivor’, tapi tiap edisi hanya menampilkan dua manusia
yang harus bertahan di alam selama tiga minggu, tanpa makanan, minuman, tempat
berteduh, dan ...baju. Mereka akan telanjang di alam, seperti manusia purba konon
pernah menjalaninya, dan bertahan demi kelangsungan kita.
Denise Contis, produser eksekutif
program ini menyebut ketelanjangan adalah cara bertahan hidup yang otentik.
Para peserta disebutnya tak canggung untuk bertelanjang demi suguhan survival
yang murni. Lagipula menurutnya apa artinya ketelanjangan, jika yang terpikir
pertama kali ketika terjun ke lokasi survival adalah bertahan hidup; mencari
makan, minum, dan tempat berteduh. Tanpa busana, manusia tak akan jadi fana.
Bagi saya sih pelajaran moralnya, tak
perlu malu untuk telanjang, xp (apalagi buat lelaki yang rajin ke Mak Erot, dan
perempuan yang rajin ke Haji Jeje). Tapi malulah ketika kita tak bisa
menghidupi diri sendiri. Mati kelaparan karena tak mampu beli makan, mati
kehausan karena tak bisa beli minum, mati kedinginan karena tak punya tempat
tinggal. Karena pada dasarnya, tak perlu di alam liar, dalam dunia modern pun
kita sedang bertahan hidup. Di alam liar sana, sandang menjadi tersier, pangan adalah
primer, dan papan menjadi sekunder. Di kota, bisa jadi sandang adalah kebutuhan
primer, maka tak aneh, penjualan mie instan melonjak tiap akhir bulan.
OOT sih, tapi 'Naked and Afraid' mengingatkan saya pada industri film porno di Jepang. Ini malah membuat saya
jadi lebih menghargai Miku Ohashi, Shou Nishino, Manami Suzuki, dan artis JAV
lain, haha. Tak banyak yang berani mengambil keputusan ini, "bertelanjang untuk bertahan hidup". Di rekam kamera, di kasur-kasur empuk dalam kamar
yang vivid, mereka mengajak kembali ke alam, ...alam nafsu, xp.
Entah kenapa saya jadi mendefinisikan ‘alam’
sebagai, tempat di mana kita berani ‘menelanjangi’ diri. Dimensinya lain dengan
rutinitas modern yang kini saya jalani. Beribadah misal, adalah ‘alam’, karena
kita tahu di depan Tuhan, semua manusia telanjang seperti ia pertama kali
mengirimkan kita ke bumi. Atau misal yang lain, cinta (ahsik!) adalah ‘alam’. ‘Ketelanjangan’
dan ketelanjangan adalah bukti kau memasuki ‘alam’ itu lebih dalam. Jika masih saling
menyelubungi diri, mungkin yang dijalani kemudian hari hanya rutinitas modern
semata; melamar, menikah, punya anak, punya cucu, mati deh. Tapi saya pikir, tanpa ‘ketelanjangan’
di sisa hidupnya, manusia akan selalu merasa takut.
Maka inilah menariknya ‘Naked and Afraid’, mengingatkan saya bahwa bertahan hidup bukan hanya soal strategi, melainkan juga intuisi. Episode
pertamanya sudah bisa diunduh di Piratebay. Silakan.
Informasi yang sangat penting, "Episode pertamanya sudah bisa diunduh di Piratebay." Haha.
ReplyDeleteya begitulah Pak Taufiq, semua informasi di blog ini sifatnya 'sangat' penting, hahahaha.
ReplyDelete