1.
"It must be the hormones."
"It must be the hormones."
Itu jawaban yang akhirnya saya temukan
ketika Dian Sastrowardoyo tak lagi menarik paska 'Ada Apa dengan Cinta'. Ia
terlalu banyak tampil di mana-mana. Sampul majalah, iklan, serial televisi,
hingga papan-papan iklan raksasa di sudut kota.
Itu juga jawaban untuk pertanyaan
mengapa puisi-puisi Joko Pinurbo tak lagi memikat untuk dibaca. Setelah ia
rajin berkicau dan membikin buku dari cuitannya.
Saya tereksploitasi oleh kehadiran
mereka yang jadi begitu sering. Bosan? Tidak, hanya saja tak bisa lagi
menikmati rindu.
Bukan berarti kala itu Dian Sastro jadi
tak cantik. Bukan juga puisi-puisi baru Joko Pinurbo tak layak dibaca. Hanya
saja saya tak ingin 'bertemu' dulu dengan mereka.
Tak ada jawaban lain. Bukan bosan, bukan
berpaling, bukan juga benci. Kata teman, mungkin itu pengaruh hormon. Kurang
cantik apa Dian Sastro, kurang menarik apa coba buku-buku Joko Pinurbo.
Kata teman, bisa jadi apa yang pernah
dan saya alami adalah pengaruh hormon. Namanya endorfin. Suatu malam ia
membeberkan begitu jelas pada saya. Analoginya begini, "Apa hal yang
paling membikinmu ketagihan? Masturbasi misalnya."
"Kamu melakukannya tiap hari dan
merasa senang. Itu candu yang ada dalam tubuhmu. Tapi ya namanya candu, harus
ada takarannya, agar tak berlebihan dan merusak" ujarnya. Maksud Dian dan
Joko jelas baik, tapi dosis yang mereka beri, sudah lebih dari cukup. Saya tak
mau berlebihan dan merusak. Saya butuh sekadarnya saja.
Endorfin itu candu. Lihat saja
etimologinya dari Bahasa Yunani Kuno, endo
(berada di dalam) dan morphine.
Banyak pakar berkata inilah hormon kebahagiaan. Tapi jangan lupa, ada morphine di sana. Dan saya harus sadar,
bahwa kebahagiaan pun bisa mengenal kata ketergantugan.
Karena itu, saya hanya ingin membuktikan
bahwa, kebahagiaan saya tak hanya didapat dari melihat Dian Sastro di 'AADC'.
Atau membaca antologi puisi 'Celana' Joko Pinurbo. Saya ingin membuktikan bahwa
saya bisa bahagia dengan banyak cara lain. Meski tetap percaya bahwa suatu hari
saya akan rindu, betapa cantiknya Cinta, dan betapa menggelitiknya puisi
'Celana Ibu'. Karena saya selalu menyimpan itu.
Lagipula, tak ada salahnya kan menyimpan
yang terbaik, untuk sebuah akhir yang romantik, :).
- - -
Ditulis Btok di Radio Dalam, Jakarta
Selatan (27/3). Tabik.
Kalo buat aku "It must be the hormones" itu kalimat sugesti kalo lagi dismenorhea. Lagi mules-mules, terus bawaannya jadi pesimistis dan gampang mellow. Gak bisa ngapa-ngapain kecuali nyalahin hormon xP
ReplyDeleteemang umuran begini rawan terkena masalah hormon. saya juga ketularan tuh sama kamar depan, tapi nggak apa-apa deh asal jangan kamar samping aja, xp.
ReplyDelete