Monday 5 January 2015

GONE GIRL (2014)


1
(#SENINEMA) 'MENCARI JALANG YANG HILANG' - KADO AKHIR TAHUN DARI SINEMA. DUET DEBUT DAVID FINCHER DAN GILLIAN FLYNN BERBUAH MANIS. LEWAT KISAH GETIR ROMANSA RUMAH TANGGA DIANGKAT DARI NOVEL BERJUDUL SAMA. RATING: (4/5) >

Tak ada yang lebih mencengangkan ketimbang kehilangan seorang istri. Betapapun berantakan rumah tangga yang telah dibina Nick (Ben Affleck), tetap saja ia khawatir ketika mendapati rumahnya bak kapal pecah, Amy (Rosamund Pike) tak lagi ada di sana. Tepat di ulang tahun pernikahan kelima mereka, ‘Gone Girl’ berkisah.

Tak ada yang tahu pasti kemana Amy menghilang. Sengaja kabur, diculik orang, atau bisa saja nyawanya sudah melayang? Bahkan Nick pun tak punya klu. Paling tidak hingga di satu sudut rumahnya, sebuah amplop putih membuka sedikit demi sedikit jawaban. ‘Klu nomor satu.’ Nick sulit lagi percaya, apa yang dialaminya nyata atau hanya reka-reka.

Lima tahun silam, kedua penulis ini bertemu dalam sebuah pesta, tak perlu berjam-jam hingga Nick bisa mendaratkan ciuman di bibir Amy yang penuh gula-gula. Keduanya tampak bagai pasangan serasi; bak pangeran dan tuan putri di kerajaan kata, saling mendukung dan menginspirasi. Nick, melengkapi hidup istrinya yang menelurkan sebuah buku berjudul ‘Amazing Amy’, menjadi lebih menakjubkan.

Hingga satu waktu cobaan tak kunjung berlalu. Mereka berdua yang hidup mewah di New York harus pindah ke kota kelahiran Nick dengan dua alasan. Harta Amy dari royalti penjualan buku menipis dan orang tua Nick, sakit akut. Sebagai penulis, di kota itulah Amy dan Nick ‘mati’.

Nick membuka bar bersama saudara kembarnya, Margo (Carrie Coon). Dan Amy beradaptasi mati-matian untuk puas hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Hidupnya kini tak lagi mengagumkan. Belakangan, Nick kerap jarang pulang, seringkali marah tanpa alasan. Membuat gadis dengan raut sekilau berlian itu ketakutan. Ia punya keyakinan dan kengerian yang begitu besar, bahwa lama-lama Nick, bisa saja membunuhnya.

2.
Cerita itulah yang direka-ulang oleh detektif lokal Rhonda Boney (Kim Dickens). Ia mulai curiga, Nick bisa jadi ialah otak dibalik kepergian istrinya. Dan Nick kukuh, meyakinkan tak hanya polisi itu, seluruh warga di kota kelahirannya, dan juga para pemirsa lewat media yang meliput kasus ini, bahwa ia benar tak tahu apa-apa.

Dari dimensi yang berbeda, kami bisa merasakan seolah karakter yang diperankan secara apik oleh Ben Affleck itu berteriak, “Anjiiiiing, kunaon atuh aing teh, kamana silaing teh Amyyyyyy!” Terasa sekali, begitu thrilling, kualitas setara seperti yang diperankannya dua tahun lalu dalam ‘Argo’.

Namun dua wanita lain dalam film ini, tak kalah berakting  penting. Pertama tentunya Rosamund Pike yang tampak jauh lebih memesona ketimbang menjadi salah satu ‘gadis’ Bond dalam ‘Die Another Day; 12 tahun lalu. Satu kata yang cukup mewakili aktingnya dalam film ini: Gila!

Satu lainnya adalah jagoan kami, Carrie Coon! Sejak muncul di serial HBO ‘The Leftovers’, penampilannya di layar kaca selalu terngiang. Suara rendahnya yang khas, rambut pendeknya yang sebahu, dan tentu saja, butir-butir sendu di matanya selalu bikin rindu. Dan ia membuktikan dalam ‘Gone Girl’ tak hanya piawai berakting sebagai wanita yang ‘galaugenik’, di sini ia menjadi motor prima bagi kembarannya untuk bertindak ‘berani karena benar’. Meski ia sendiri tak tahu apa yang paling sejati dalam kasus ini, tapi setidaknya ia menjadi humas yang baik bagi Nick, menggiring pemirsa untuk percaya padanya. Ah pokoknya, dua debutnya di serial dan film amat brilian. Tali merahnya, kota kecil. Ya, bisa saja sampai saat ini kita juluki Carrrie Coon sebagai artis yang ‘towngenic’.

3.
Tapi kembali lagi pada bintang utama paling bersinar dalam ‘Gone Girl’, Rosamund Pike sebagai Amy. Kami menyebutnya jalang, jelas akan diprotes keras untuk para pembaca novelnya. Dalam literatur itu, Amy lebih digambarkan sebagai sosok gadis cool yang risau ketimbang sociopath. Atau kami menyebutnya, --seperti Nick—‘crazy fucking bitch’, jalang. Ya, jalang yang hilang.

Amy Dunne adalah rara avis. Karakter sepertinya langka, tak hanya di layar kaca, bahkan menurut banyak psikiatris, sosiopat wanita hanya ada 15 persen di dunia. “Almost mythological creature,” ujar Merve Emre dalam sebuah artikel di Digg. Mengacu pada Amy, para psikopat ini lebih menganggap dirinya sebagai ‘product’, bukan ‘person’. “Plastic, fungible, ready to be consumed by anyone, at anytime.” Mereka adalah produk dari janji ingkar yang dibuat dari wanita, untuk dirinya sendiri.

Itulah mengapa ibu saya selalu berkata, jangan pernah menyakiti hati seorang wanita. Kita tak tahu wanita yang kita sakiti itu adalah mereka yang 85 persen, atau 15 persen sisanya, yang amat berbahaya. Probabilitasnya memang lebih kecil, tapi tak bijak kiranya menjadikan statistik ini untuk bermain api.

Sialnya bagi Nick, ia memilih pendamping dari sisi yang langka. Separuh pertama film kita dibuat begitu kagum dengan sosok Amy yang tampak too good to be true. Separuh sisanya, kekaguman itu tetap ada, hanya saja jujur, jelas kami tak ingin dekat-dekat dengannya.

Tak mau kami seperti karakter Desi Collings (Neil Patrick Harris), milyuner yang tak kapok jatuh cinta padanya. Hingga harus berakhir tragis dalam sebuah adegan yang tak bisa kami lupa. Samantha Highfill dari Entertainment Weekly setuju dengan kami dan memwawancarai sinematografer ‘Gone Girl’ untuk mengurai adegan mengerikan itu http://insidemovies.ew.com/2014/12/12/best-of-2014-gone-girl-desi-death/ .

“We wanted to truly show Amazing Amy’s colors, and see the sociopath that she really is,” ujar Jeff Croneweth.

Tapi adegan itu hanya kulminasi dari apa yang sudah mati-matian Rosamund Pike tampilkan dalam ‘Gone Girl’. Seorang wanita yang tak bisa menerima kegagalan. Itu juga yang mungkin jadi alasan mengapa ia tak pernah meminta berpisah dengan Nick yang medioker. “Nick teased things out of me i didn’t know existed: a lightness, a humor, an ease. But i made him smarter, sharper. I inspired him to rise my level. I forged the man of my dreams,” ujarnya dalam film Dan ketika Nick sudah setara dengan intelektualitasnya, si jalang menghilang dengan elegan.

Amy sosok yang mengerikan, tapi sekaligus menarik. Dan mengamati karakternya adalah salah satu alasan mengapa kami menonton duet debut David Fincher dan Gillian Flynn ini.

4.
Dalam sebuah artikel yang ditulisnya untuk Los Angeles Times http://www.latimes.com/entertainment/envelope/la-et-mn-writers-gone-girl-20141120-story.html Gillian Flynn menyebut dirinya sendiri bak dr. Frankenstein yang menciptakan seorang monster bernama: Amy Dunne. Serunya, ia dipertemukan dengan David Fincher. Keduanya bisa berdiskusi tentang ‘Lolita’,  ‘Clockwork Orange’, etc. dan memasukkan elemen-elemen humor kelam di dalamnya pada ‘Gone Girl’.

Itulah resep yang membuat kami kadang berujar, “Wanjir, hahaha,” di sela film yang harusnya penuh misteri dan ketegangan ini. Keduanya menahan agar dalam kelam, Gone Girl tetap seksi dan bermara.
Amat-amat berbahaya, terutama bagi mereka yang akan, baru, atau sudah lama menjalin rumah tangga. Kalimat pembuka dari film ini, perlu sekali disimak. “When I think of my wife, I picture cracking her lovely skull, unspooling her brains. Trying to get answers: What are you thinking? What are you feeling? What have we done to each other?

Menyenangkan sekali melihat menit-menit pertama dan terakhir film ini diakhiri secara simetris lewat dialog di atas. Sinematografi sama, konteksnya jauh berbeda. Tak ada lagi afeksi, melainkan intimidasi.

Kutipan di atas pula menjadi pertanyaan yang jadi abadi dalam film ini, karena sampai kredit title di akhir film bergerak, pertanyaan itu tetap muncul tanpa jawaban. Tapi ‘Gone Girl’ bukanlah semata tentang pencarian. Ini adalah cerita bagaimana orang-orang menikmati hidupnya dengan cara yang tak bisa kita cerna.

Dan kurang ajarnya, setiap hal yang tak bisa kita cerna dengan akal sehat, selalu menghantui.

/

'Gone Girl' (2014), directed by: David Fincher. Starring: Ben Affleck, Rosamund Pike, Carrie Coon. Release date: September 26, 2014 (New York Film Festival. Duration: 149 minutes. Ratings: 83/100 (IMDb), 79/100 (Metacritic), 88/100 (Rotten Tomatoes), 85/100 (The Moondicator).

------------------------------------------------------------------
Ditulis oleh Mohammad Andi Perdana (@btork) untuk The Moderntramp dalam rubrik #Seninema; tentang film paling menarik yang kami tonton dalam sepekan.

1 comment:

  1. Ciyan ya si Neil Patrick Harris, meski dia juga terlihat agak psycho. :p

    ReplyDelete