1.
Beberapa minggu terakhir, mimpi menjadi hal yang menyenangkan, tapi sekaligus bikin ngeri. Seolah apa yang terjadi di dalamnya begitu nyata. Senang memang bila indah mimpinya. Tak sedih juga bila mimpinya buruk, toh namanya juga cuma mimpi. Yang bikin ngeri, beberapa hal di yang terjadi di dalamnya, merefleksikan apa yang akan terjadi di dunia nyata.
Beberapa minggu terakhir, mimpi menjadi hal yang menyenangkan, tapi sekaligus bikin ngeri. Seolah apa yang terjadi di dalamnya begitu nyata. Senang memang bila indah mimpinya. Tak sedih juga bila mimpinya buruk, toh namanya juga cuma mimpi. Yang bikin ngeri, beberapa hal di yang terjadi di dalamnya, merefleksikan apa yang akan terjadi di dunia nyata.
Seperti misal, ini mimpi lama: kira-kira
sebulan lalu, mendiang Uyut (ibunya nenek) datang dalam mimpi. Ia bertanya
singkat saja, "Kapan jadinya atuh
joget di tipi (televisi) teh?" Bangun pagi-paginya tiba-tiba
Ibu di rumah kirim pesan singkat. "Jangan lupa berdoa buat Mak Uyut, hari
ini tiga tahun meninggalnya." DEG!
Atau mimpi ini: kurang lebih tiga minggu
lalu pas AC Milan menjamu Barcelona. Ingin sekali nonton, tapi ngantuk kadang
tega, merampas banyak hal yang kita inginkan, *ihik*. Sampai akhirnya, kuat
nggak kuat juga tau-tau tidur aja. Lalu mimpi, Barcelona kalah, 2-0, dalam
mimpi saya nonton langsung di San Siro dan tiba-tiba lancar berbahasa Italia.
Sedih karena Barcelona kalah, senang karena berasa jadi mafia. Tapi kan namanya
juga cuma mimpi.
Bangun-bangun lesu, karena dimensi
mendeportasikan saya kembali ke kamar kos sempit di Jakarta Selatan. Tapi masih
punya harap, Barcelona bisa saja menang dalam partai semalam di dunia nyata.
Setelah dicek, kaget cyin, Barcelona
benar kalah 2-0. DEG!
Rangkaian mimpi berbuah nyata itu masih
berlanjut hingga dua hari kemarin. Tiba-tiba saja dalam mimpi saya datang ke
lahiran anak pertama seorang adik kelas di kampus. Lah, kenal dekat aja enggak
padahal, sebatas tau. Heran saya juga kenapa bisa mimpi begitu. Eh taunya,
bangun-bangun cek linimasa, kawan si teman yang saya mimpikan berkicau kurang
lebih begini, "Selamat ya!" Dan pas saya cek, memang lahiran
bocahnya. D'oh, tahu kawin dan hamil aja
saya enggak, tau-tau lahiran. Kurang ajar emang kadang-kadang mimpi saya. DEG!
Itu adalah beberapa mimpi yang saya
ingat, tiba-tiba jadi nyata. Beberapa lainnya dibiarkan mengendap dan otomatis
lupa. Tapi ada beberapa yang saya ingat, tapi tak berharap jadi nyata. Dari
sekian banyak, ini yang paling penting, tentang mimpi indah yang buruk (bukan
oksimoron kalau kamu kenal orangnya, xp). Seorang kawan tiba-tiba menyiram air
raksa pada gebetannya, adik kelas di bawah saya dua angkatan saat di kampus.
Alasannya cuma karena sakit hati gara-gara sudah mempermainkannya, :)).
Gara-gara orangnya masih waras (masih kan ya?), saya yakin itu bukan satu dari
sekian banyak mimpi yang bakal jadi nyata. Nggak lucu juga punya teman yang
jadi kriminil gara-gara cuma masalah hati, :)).
Tentang mimpi yang ingin jadi nyata ini
pun ternyata dialami oleh seorang kawan. "Urang ngimpi, manggih (nemu) jodoh di nikahan maneh, nu nyanyina (wedding singer-nya)," ujar teman yang kadar gantengnya naik
14,7 persen setelah beli Vespa baru. Dia detilkan ciri-ciri wanita yang kelak
jodohnya, saya bilang bisa jadi itu keponakan saya. Manis memang. Tapi manis
bukan jadi kriteria utama wanita yang ia cari. Semakin dewasa, pikirannya jadi
logis dan lebih bijak. Ia tak cari wanita yang cantik, manis, kaya, keren,
wangi, tinggi, putih, atau seksi. Ia cuma cari wanita yang, ...MAU!!! :)).
Makanya, nggak aneh kalau akhir-akhir
ini dia rajin sekali ngajak main ke Garut, kampung halaman saya, domisili sang
ponakan. Ya, apa salahnya bantu teman untuk wujudkan mimpinya, nanti bisa
diatur waktunya. Saya selalu menghargai usahanya untuk 'duduluran' dengan saya, :)). Meski masih tak habis pikir dengan pick-up line yang hendak diutarakan
nanti bila bertemu sang ponakan, "Neng, Aa gaduh (punya) laptop, Neng!”
Yaudahlah ya. Tiap orang punya caranya
sendiri untuk coba tampil memikat. Tapi hal lain, semua orang juga punya
seragam cara untuk memaknai setiap bunga tidur indah yang mampir di lelah
malamnya. Memang hanya ada satu cara, "Petik dan wujudkan!"
- - -
Ditulis Btok di Radio Dalam, Jakarta
Selatan (21/3) sambil membayangkan nanti malam mimpi apa lagi. DEG!
- - -
Lah, dari adek-kakak jadi om-ponakan. Ngaaaaaahhh. :))))
ReplyDelete